Gara-gara Ganjar, Jokowi Kepincut Dialek Banyumasan

By Admin


nusakini.com-Cilacap – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendampingi Presiden Joko Widodo menyerahkan bantuan sosial kepada ribuan masyarakat Kabupaten Cilacap, Senin (25/2). Didampingi sejumlah anggota DPR, menteri dan pejabat lainnya, Ganjar dan Jokowi disambut begitu antusias oleh warga. 

Meski dihadiri presiden, namun acara tersebut berlangsung santai, bahkan menghibur. Adalah aksi Ganjar yang sering menggunakan Bahasa Jawa dialek Banyumasan dalam berdialog dengan masyarakat. 

“Wis oleh PKH durung? Duite esih apa wis entong (sudah dapat PKH belum? Uangnya masih ada apa sudah habis)?” tanya Ganjar dan dijawab kompak bahwa uangnya sudah habis. 

“Kok boros nemen ya. Aja boros-boroslah, masa wis entong (Kok boros sekali ya. Jangan boros-boroslah, masa sudah habis),” tambahnya. 

Selain itu, Ganjar juga banyak menanyakan berbagai hal dengan dialek Ngapak khas Banyumasan. Salah satunya, saat Ganjar menanyakan apakah sudah makan atau belum. 

“Sing wis kencot sapa ngacung? Lha sakmene ngacung kabeh, berarti kencot kabeh ya (Yang sudah lapar siapa ayo tunjuk jari. Kok semuanya tunjuk jari, berarti lapar semua ya)?” tanya Ganjar dijawab kompak masyarakat tanda mengiyakan. 

Kepada Jokowi, Ganjar mengatakan jika inilah warga Jawa Tengah yang memiliki keanekaragaman. Dia bahkan berharap, Jokowi juga mau menyapa warga dengan dialek Banyumasan. 

“Saya membayangkan bagaimana ya kalau Pak Jokowi ngomong Banyumasan, pasti menarik,” ucapnya. 

Ternyata apa yang disampaikan Ganjar mendapat perhatian Jokowi. Saat memberikan sambutan, Presiden mengaku kepincut dengan bahasa Banyumasan. 

“Tadi Pak Gubernur bilang, pun kencot, pun kencot. Kencot itu apa sih? Saya tadi mikir apa itu kencat kencot, Pak Gubernur ki ngomong apa to jane (Pak Gubernur itu sedang berbicara apa sebenarnya),” kata Jokowi sambil geleng-geleng kepala. 

Dia pun bertanya kepada masyarakat arti kencot. Dengan kompak, warga Cilacap menjawab jika kencot berarti lapar. 

“Oh, kencot itu lapar to. Baru tahu saya,” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini. 

Satu lagi kata-kata yang menarik bagi Jokowi adalah kata entong yang disampaikan Ganjar. Sama dengan kata kencot, dia pun bertanya kepada masyarakat apa arti kata entong. “Tadi juga ada, entong, entong. Itu apa ya?” tanya Jokowi. 

Warga dengan senang menjawab kompak jika entong memiliki arti habis. 

“Owalah, jadi kalau entong itu habis, kencot itu lapar. Makasih sudah diajari bahasa (dialek) Banyumasan,” kata Jokowi. 

Selain dialek Banyumasan, Presiden Jokowi juga tertarik terhadap sebatang bambu pemberian warga Cilacap. Bambu tersebut diterima Jokowi saat perjalanan dari Bandara menuju ke lokasi PLTU Cilacap. 

“Tadi saya dikasih bambu ini, katanya bambu ini sakti, namanya bambu ‘petuk.’ Saya ndak tahu, saya terima saja. Katanya, orang yang pegang bambu ini jadi sakti, kebetulan sekarang yang pegang saya,” terangnya sambil tertawa. 

Dalam kesempatan itu, berbagai hal disampaikan terkait bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada masyarakat Cilacap. Jokowi menerangkan, pihaknya akan terus memberikan bantuan kepada masyarakat dan akan meningkatkan di tahun depan. 

“Bantuan-bantuan ini untuk kesejahteraan masyarakat dan menyiapkan generasi bangsa yang lebih baik. Akan terus kami berikan, insya Allah tahun depan kalau memang anggaran cukup akan kami naikkan,” tutupnya. (p/ab)